Wednesday, October 31, 2018

October 31, 2018

NIKMATNYA NGENTOT DENGAN PEMBANTU TANTE

October 31, 2018

NGENTOT DENGAN KAKAK IPARKU

October 31, 2018

Saat Handukku Terasa Kendor Dan Akhirnya Penisnya Nyosor

Saat Handukku Terasa Kendor Dan Akhirnya Penisnya Nyosor
Cerita Dewasa – akibat handuk yang mengendor Ayu ML dengan supir pribadinya ketika supir pribadinya dimintai tolong membenahkan kran air dikamar mandinya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca? langsung saja simak cerita dibawah ini!

Namaku Ayu aku berusia 29 tahun dan sudah berkeluarga. Aku memiliki satu anak laki-laki yang masih berumur 3 tahun. Suamiku seorang pengusaha sukses namanya Mas Sigit. Dia menikahiku diusia 25 tahun sedangkan dia lebih tua dariku. Ketika menikah aku tidak memandang usia namun aku melihat dari sisi kehidupannya yang sudah mapan.


Dari awal menikah hingga sekarang aku tidak merasakan kekurangan. Rumah mobil dan uang selalu mengalir. Di rumah juga ada pembantu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak. Hidupku hanya pergi kesana kemari shopping ke salon dan kemana aja yang aku mau. Suamiku over protective dia selalu melarang aku pergi sendiri karena sebisa mungkin dia mengantar aku pergi.

Aku juga tidak diperbolehkan menyetir mobil. Kemana-mana selalu ada suamiku bisa dibilang dia terlalu sayang sama aku. Apalagi aku terlahir sebagai wanita yang cantik mulus dan sexy. Dia takut aku berselingkuh dibelakangnya, maka dari itu dia bersifat seperti itu. Selama 4 tahun menikah banyak banget aturan yang dia berikan.

Terkadang aku malas dengan aturan itu , tidak masuk akal karena aku selalu saja dilarang bergaul dengan teman. Temanku pun pergi satu persatu meninggalkan aku, ya ulah suamiku selalu saja tidak mengijinkan aku keluar. Yang ngajakin aku keluar pasti kena amarahnya. Entah suamiku beda dengan yang lain super nyebelinnya.

Pernah aku berbohong dengan dia, selalu saja ketahuan. Yang dia inginkan aku di rumah setiap hari hanya nonton tivi dan mengurus anak. Jelas aku boring di rumah setiap hari tanpa hiburan. Sekalinya mau ke salon aja dianterin cuma mau ke indomart juga dianter. Karena sifat hyperprotectiv-nya itu lama-lama membuat aku bosan dan muak dengan sifatnya.

Setiap hari hiburan Cuma diwaktu malam ngeseks dengannya udah itu aja. Rasanya udah mati rasa udah males mau melihat wajahnya. Karena yang digenggam dengan erat pasti akan selalu hilang. Sku berfikiran untuk menyudahi hubunganku dengan mas Sigit namun setelah aku pikir lagi aku enggan. Karena hidup dengannya itu sangat makmur semua tercukupi hanya batin ku yang tersiska.

Suatu hari mas Sigit ada acara di luar kota selama 10 hari. Dia mengajakku untuk ikut namun anakku sakit jadi dia memutuskan untuk berangkat sendiri. Kesempatanku semakin leluasa mau kemana saja tidak ada yang melarang. Ternyata mas Sigit jauh lebih pandai dari aku dia menyiapkan sopir pribadi untuk mengantarku kemana saja.

Anak buahnya namanya Fery dia tangan kanan suamiku. Bukan rejeki lagi karena Fery kepercayaan suamiku kalau ada apa-apa jelas dia lapor sama mas Sigit. Ketika itu suamiku berangkat pagi aku mengantar ke bandara dengan Fery. Setelah menunggu satu jam di bandara akhirnya terbang juga suamiku.

Semoga lebih dari 10 hari dia di sana aku ingin menghirup udara segar tanpa adanya kekanggan dari suamiku. Sepanjang perjalanan aku bercerita keluh kesahku dengan Fery. Dia juga mengetahuinya karena suamiku juga sering cerita bahwa aku diperlakukan sangat over protective. Dan yang paling aku kejutkan Fery mendukung aku dia menyalahkan cara mas Sigit mendidik istri.

Fery yang masih usia 26 tahun itu lebih dewasa dibandingkan suamiku. Fery juga mau diajak kerja sama selama suamiku pergi. Dia aku biarkan istirahat di rumah saja sedangkan aku mulai berkelana. Kesalon ke mall dan kemana saja yang aku inginkan. Rasanya bebas banget seharian ini, namun teman-temanku banyak yang menghindari aku.

Mereka susah dihubungi dan tak ada satu pun yang mau jalan dengan aku. Hari kedua ditinggal suami aku berencana pergi ke mall untuk berbelanja. Aku terpaksa mengajak Fery karena nggak mungkin aku pergi sendirian,

“ Fery anter aku ke mall ya, ” pintaku.

“ oh iya bu, sekarang bu..?, ”

“ iya dong, panggil saja mbak jangan bu, ”

“ Iya Buk, eh Mbak maksudnya , ” jawabnya.

Aku lihat Fery hari ini rapi banget dan terlihat ganteng tidak seperti biasanya. Aku dan Fery beranjak pergi meninggalkan rumah. Sesampainya di tujuan aku mengajak Fery menemani ku belanja. Dia pun tidak menolak aku jalan dengan dia berasa jalan dengan brondong. Fery asyik banget orangnya, humoris sering bikin aku tertawa. Ya lumayan lah aku dapat hiburan gratis.

Aku mengajakknya di butik wanita, saat itu aku memilih-milih baju lama banget. Tiba-tiba saja Fery memilihkan untukku dress cantik berwarna hitam namun bahanya sedikit menerawang. Pintar sekali pilhannya, rasanya aku cocok dengan pilihan Fery. Karena cocok aku-pun masuk ke ruang ganti, aku mengaca terlihat cantik sekali aku dengan dres pilihan Fery.

Karena aku merasa canrik, tanpa sadar aku memanggil Fery untuk masuk ke dalam ruang ganti untuk melihat aku. Karena aku minta dia mendekat dan melihat aku dengan mengenakan dress itu. saat itu Fery tampak terkejut melihatku dari kaca karena memang aku terihat sexy dan cantik sekali. Payudara yang montok dan paha mulusku terlihat jelas dengan mengenakan dress itu.

Seketika Fery bengong dan memandangiku dari kaca. Yah mungkin saja dia terkagum-kagum dengan kemolekan tubuhku, hhe. Tanpa sadar tiba-tiba saja dia memegang penisnya,

“ heeyy…. Fer..helloo….heyy…, ” ucapku sembari melambai-lambaikan tanganku di depan wajahnya.

“ Eh Iya mbak, maaf saya bengong gara-gara melihat mbak Ayu cantik dan sexy sekali…, ” jawabnya kaget lalu memujiku.

“ Ah kamu Fer bisa aj deh, Oh iya, terimakasih ya Fer… dress pilihanmu sangat cocok sekali aku pakai.., ” ucapku sambil menggerakkan tubuhku di depan kaca.

Tak lama kemudian Fery keluar akupun berganti baju kembali, dan membayar ke kasir. Karena waktu udah sore aku dan Fery pulang kena macet juga. Mas Sigit menelpon aku berkali-kali, setelah aku jawab dia lega karena aku pergi dengan tangan kanannya yaitu Fery.

Sepanjang perjalanan Fery melirik-lirik aku dan anehnya aku aku merasa sedikit gerogi. Saat itu aku menggunakan rok mini dan kaos ketat warna putih. Dengan pakianitu pahaku yang mulus dan belahan payudara yang montok dilirik oleh Fery sabil dia menyetir. Aku yang duduk bersebelahan dengan Fery saat itu dia puas sekali memandangi kemolekan tubuhku. Karena aku penasarn akupun bertanya,

“ kenapa sih Fer kok kelihatannya dari tadi kamu memandangiku terus, ada yang salah ya sama aku?, ”

“ ee..ee,eeenggak kog mbak, mbak Ayu kok cantik dan sexy sekali yah, saya jadi terpesona deh mbak.., ” ucapnya.

“ aaahhh…masa sih Fer…, ” tanganku sembari mengelus pundaknya.

“ iya mba aku serius, ” jawabnya dengan memandangiku.

Sepanjang perjalanan kami-pun terus mengobrol, dan sepanjang perjalan itu Fery selalu mencuri-curi pandang padaku. Tidak terasa setelah beberapa saat perjalanan, pada akhirnya kami sampailah kami di rumah. Sesampainya dirumah tidak lama kemudian hujanpun turun sangat deras. Melihat cuaca yang seperti itu, akupun menyuruh Fery untuk tidur di rumah.

Tanpa basa-basi dia menyetujui permintaanku karena besok pagi-pagi sekali dia juga harus jemput mas Sigit dibandara. Rencana Mas Fery yang pergi selama 10 hari ternyata hanya 5 hari, entah mengapa dia mendadak pulang, mungkin saja dia khawatir denganku, soalnya diakan hiperprotectiv, huhhh. Saat itu aku sempat melihat anakku dan pembantuku, ternyata mereka sudah tertidur lelap.

Karena aku merasa tubuhku lengket maka aku masuk kekamar dan segera mandi . Sesampainya dikamar mandi aku melepas bajuku dan hanya menggunakan handuk saja. Aku nyalakan menyalakan kran tetapi air tidak mengalir. Karena hal itu aku terpaksa keluar kamar dengan memakai handuk, dan aku mencari Fery untuk membetulkan kran air yang ada dikamar mandi yang ada dikamarku,

“ Ferr….bantuin aku dong, kran kamar mandiku mati nih…, ”

“ iya mbak, coba saya lihat dulu.., ” jawabnya.

Saat itu aku hanya memakai handuk saja untuk menutupi tubuhku, bisa dibayangkan kan dengan jika tubuhku hanya terbalut handuk saja, pastinya akanterlihat hot sekali, hhe. Fery-pun segera bergegas masuk ke kamar dan mencoba membetulkan kran kamar mandi. Saat itu aku mengikutinya dan menunggunya dikamar mandi. Entah mengapa dia tampak gagal focus gara-gara melirik kearahku,

“ coba mbak krannya dibuka dulu sudah bisa belum..?, ”

Akupun segera mencoba membuka kran, ketika membuka kran, eh… handuk yang aku pakai kendor, Dan apahang terjadi ??? alhasil terbukalah handuk dari tubuhku, aku malu banget karena aku telanjang di hadapan Fery. Payudaraku yang besar tamak menggantung dan terlihat jelas di hadapan Fery. Memekku yang rimbun akan rambut kemaluan itu juga terlihat sangat jelas dimata Fery.

Secara spontan Fery-pun terus memandangiku dengan tajam, dengan wajah penuh nafsu dia-pun mendekati aku. Sepertinya gairah sex Fery si pemuda itu tergerak untuk mencoba menikmati indah tubuhku. Dia berjalan mendekati aku , kedua tangannya memegang pundakku dan langsung dia dekap tubuhku yang tak berbusana itu.

Entah mengapa aku seperti terhipnotis oleh Fery, saat itu aku hanya yang terdiam merasakan hangatnya pelukan Fery. Dia memandang wajahku dan mulai mencium bibirku dengan penuh kelembutan. Terus mengulum bibirku yang manis ini, aku dan dia berciuman sambil berjalan keluar dari kamar mandi kita pun menuju ranjang.

Aku ditidurkan di ranjang mulut Fery terus mengulum bibirku, nikmat sekali. Tangannya meremas-remas payudaraku yang besar itu. Terus dia remas sambil bibirnya menciumi bibirku. Mulutnya mulai turun ke bawah hingga ke payudaraku yang montok. Bibirnya mengulum putting susuku tangannya meremas payudaraku. Terasa sangat horny, aku pun hanya mendesah menikmati permainan mesum Fery,

“ Sssssss… aaahhhh…Fery…. Ouhhh……, ”

Putingku diputar-putar dengan jemarinya, gairahku semakin keluar. Sinyal-sinyal nafsu itu dengan cepat keluar dari tubuhku. Fery mengkulum payudaraku dengan penuh gairah lama sekali. desahanaku terus keluar dari mulutku secara liar. Tubuhku menggeliat hebat dan rasanya aku lemas tak berdaya dibuatnya. Aku akui dia lihay sekali membuatku aku terangsang dan melayang.

Rasanya aku tak ingin aku lepas dan ingin terus di belai Fery,

“ ooouuhh….ooouugghhh….nikmat aaahhh……, ”

Mulutnya ke bawah hingga ke pusar, memekku yang sudah siap dihadapan wajahnya. Dia mengelus memekku dengan jemarinya dari atas hingga bawah. Tubuhku menggeliat merasakan kenikmatan yang tiada tara itu,

“ aaaakkhhhh…aaakkkkkhh….aaakkhhhh…Fer…aaaahhhh…., ”

Fery mencoba menjilati selakanganku dengan lidahnya, kanan kiri secara bergantian. Aku semakin tak kuasa di buatnya. Setelah itu Fery memasukkan jari tengahnya ke dalam memekku. Diputar-putar jarinya hingga masuk ke dalam. Aku tak tahan hingga keluar cairan dari memekku,

“ aaaaahhhhh…..aaahhhhhhhhh…aaaakkkkkhhh……, ”

Setelah itu dia membuka celananya diapun telanjang bulat. Ku lihat penisnya yang besar itu berdiri tegak. Dia kembali menciumiku dan menggesek-gesekkan penisnya ke memekku. Terasa sangat nikmat, aku terus meracau merasakan kenikmatan itu. Dia menggesekkan penisnya pada memekku sementara mulutnya terus menciumiku. Aku sangat horny dibuatnya.

Setelah beberapa saat dia menggesekan kepala penisnya pada bibir vaginaku, kemudian dia memasukan penisnya pada lubang memekku,

“ Ahhhhhhhhhhhhhh… Sssssshhh… Ouhhhhhhh…. Fer … aahhhh….., ”

Ujung penisnya berhasil masuk ke dalam memekku aku semakin tak kuasa menahan birahiku. Dia terus menggerakan tubuhnya agar seluruh penisnya masuk ke dalam. Seluruh penis itu masuk mentok ke dalam memekku, aku semakin merasakan kenikmatan yang sudah sampai di ubun-ubun. Fery menggoyangkan pantat dan penisnya serasa menancap di memekku.

Dia terus mengoyak vaginaku dengan penisnya, dia memberikan tekanan maju mundur hingga aku tak mampu menahan gejolak sexs-ku,

“ aaahhhhhhhhh….ahhhhhhh….aaaahhhhh……fery lagi…aaaakkkhhh……, ”

Keringat bercucuran dari tubuh Fery menetes di tubuhku. Dia terus menggenjot vaginaku dengan mulutnya terus saja mengulum putting susuku yang menonjol itu. Seakan-akan dia tidak mau menyia-nyiakan sesuatu yang di depan matanya saat itu,

“ ooohhh…..ooohhh……aaahhhhh……oooohh ….oooh….fery….ohhh….., ”

Fery sangat kuat dalam berhubungan sex, gairah nafsunya sangat tinggi, wajahnya memerah terlihat sangat beringas menikmati kemolekan tubuhku. Penisnya keluar masuk ke dalam memekku dengan cepatnya. Secara terus menerus dia mempompa penisnya keluar masuk didalam mememku agar aku dan dia terus merasakan kenikmatan sex.

Beberapa menit dia menikmati dengan poisis sex man on top, secara tiba-tiba dia merubah posisi sexs kami. Dia memintakju aku menungging dan dia langsung menancapkan penisnya dari belakang,

“ Ahhhhhhhhhh… Ssssssshhh…, ” desahku.

Dengan posisi menungging pantatku terlihat sangat lebar dan menggairahkan. Dengan gaya sex doggie style kenikmatanya tidak kalah dengan posisi sex sebelumnya. Dengan gaya sex itu Fery lebih keras memberikan tekanan pada penisnya kedalam memekku. Untuk mengimbanginya, aku memberikan perlawan dengan menggerakkan pantatku maju mundur.
Pantatku di remas dengan kerasnya hal itu membuat aku mulai beringas,

“ Euhhh… Sssshahhh…aahhhh…ahhh….aaahhh… ouhhh… Yeahhh…, ” racauku semakin liar.

Nafasku semakin cepat dan gayaku semakin keras. Sesekali tangan Fery meremas payudaraku dengan gemasnya,hal itu membuat aku semakin bergairah,

“ Ouhhhh….aaakkkhhh…..akkkhhhh……ooohh…., ” desahku lagi.

Setelah beberapa menit penis Fery menjajah memekku dengan gaya doggie style, tiba-tiba saja terasa ada cairan yang keluar didalam vaginaku,

“ crooooooooooooooottt… crottttttttttttt…. crootttt…., ”

“ Ahhhhhhhhhhhhhh… aku keluar mbak, Ahhhhhhhhh…, ” ucapnya puas mendapat orgasmenya.

“ Iya Fer, Euhhhhhh…. Hangat Fer seprma kamu… Ouhhhh…, ” ucapku puas juga merasakna semburan sperma Fery.


Lega dan sangat puas rasanya, Itulah yang terpancar dari raut wajah Fery setelah dia mendapatkan klimaksnya. Beberapa saat Fery menancancapkan penisnya pada vaginaku untuk mengahabiskan semua spermanya. Aku lemas tak berdaya setelah bercinta dengan Fery, entah berapa kali aku orgasme aku tidak tahu. Yang aku ketahui hanyalah kepuasan sex yang tiada tara malam itu.

Setelah beberapa saat Fery langsung saja mengenakan pakaianny kembali sedangkan aku aku masih terkapar di ranjang, Fery pun begegas keluar dari kamar agar tidak ketahuan oleh anak maupun pembantuku. Aku masih tiduran sambil mengelap sperma yang mengotori vaginaku. Setelah kejadian itu aku dan Fery sering banget melakukan hubungan seks ketika suamiku bepergian jauh.

demikianlah kisah sexs-ku dengan supir pribadi dan tangan kanan suamiku yang ganteng dan hebat dalam berhubungan sexs. Selesai.

October 31, 2018

Diriku Mastrubasi Dengan Bantal Guling Karena Sangek

October 31, 2018

Ngentot Di Dalam Kamar Mandi Kosan

Saturday, October 27, 2018

October 27, 2018

JADI PELAMPIASAN METUAKU

October 27, 2018

PIJATAN EROTIS AYU YANG SEXY

October 27, 2018

NIKMATNYA NGENTOT DENGAN ATASANKU YANG CANTIK DAN SEXY

October 27, 2018

NAFSU SAUDARA IPARKU

October 27, 2018

NGENTOT DENGAN MAHASISWI BERBODY HOT

Thursday, October 25, 2018

October 25, 2018

Bercinta dengan Kakak Ipar

October 25, 2018

Vagina Montok Murid SMA

October 25, 2018

Akibat Kekecewaan Vivi Terhadap Suaminya

October 25, 2018

Jeritan Nikmat Tante Siska

Jeritan Nikmat Tante Siska
Cerita Dewasa – dengan judul selamat menikmati cerita dari saya dan selamat membaca. “Suatu hari sekitar pukul 8 pagi,aku dibangunkan oleh kakakku,
He bangun..bangun udah siang..tidur aja kerjanya” kata kakakku membangunkanku sambil mengoyak-oyak tubuhku bertubi-tubi.

“Apaan sih kak lagi enak-enaknya mimpi malah dibangunin ganggu aja” kataku kesal.
“Cepat bangun aku mau nyuruh kamu ke rumah tante Siska nanti tak kasih uang bensin sama uang rokokmu” sahut kakakku.


Dalam batinku “Waaahhh uang nih lumayan buat isi dompetku yang kering kerontang..hehehhee”. Segera aku bergegas bangun dari ranjangku.
“Udah sana buruan mandi ga enak sama tante Siska yang udah nunggu soalnya aku kemarin udah janji sama dia mau bayar baju yang aku pesan jam 8 pagi” ucap kakakku.
“Siap bos” jawabku.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku segera keluar kamar.
“Sebelum berangkat tuh makan dulu” kata kakakku sambil menunjuk meja makan, yang udah tersedia semangkok Soto hangat. Langsung saja aku sikat tuh soto yang udah menggiurkan, apalagi perut ini udah mulai keroncongan karena lapar.

“Ni uang 50rb untuk bayar ke tante Siska dan ini 50rb uang buat beli bensin dan rokokmu” kata kakakku sembari memberikan uang padaku.
“Asyiiikkk tumben nih ngasih aku sebanyak ini, baru cair ya tao dapat jatah bulanan dari si Toha?” kataku menggoda kakakku.

Nasib kakakku bisa dibilang lumayan baik. Dia mempunyai suami yang umurnya jauh lebih tua dari dia namanya Toha. Meskipun tua si Toha uangnya banyak. Kalo dilihat sih kakakku sama Toha ga kayak suami istri malah bisa dibilang kayak bapak dengan anaknya. Jaman sekarang memang sudah gila, cinta bisa dibeli dengan uang..hahaha.

Setelah selesai sarapan aku segera mengendarai motorku langsung meluncur ke TKP, ke rumah tante Siska yang imut-imut. Tak berapa lama sampai juga aku di rumah tante Siska. Kuketok pintu rumahnya. Seketika muncul, cewek seksi membukakan pintu. Terbelalak mata ini saat melihatnya sampai tidak berkedip aku dibuatnya. Aku melihat pemandangan indah di pagi ini, sungguh anugerah yang menyehatkan mata yang masih belekan ini. Saat itu tante Siska masih menggunakan lingerie tipis berwarna merah muda membukakan pintu rumahnya untukku.
“Oh kamu Jaka sini masuk dulu, tumben-tumbenan kamu main ke rumah tante, pasti kamu disuruh sama kakak kamu ya?” ucap centil tante Siska.
Akupun lantas masuk ke rumahnya dan duduk di sofa. Pikiran dan mataku tak sedikitpun berpaling dari keseksian tubuh tante Siska.
“Tunggu sebentar ya Jaka, tante buatin teh hangat dulu” ucap tante Siska sembari berjalan menuju dapur.

Lagi asyik-asyiknya melamunkan kemolekan tubuh tante Siska tiba-tiba terdengar suara orang berbicara.
“Mah…aku berangkar kerja dulu ya…” suara suami tante Siska.
Dia berjalan di depanku, om Firman suami tante Siska dengan perut buncit serta kepala botak.
“Oh ada Jaka to…tumben kesini pasti kamu disuruh kakak kamu ya?” sapa om Firman.
“Iya om…mau berangkat kerja ya om?” sapaku balik.
“Ya udah om tinggal dulu ya Ka…diminum tehnya jangan malu-malu” kata om Firman yang ditemani tante Siska diantar keluar rumah untuk berangkat kerja.
Setelah om Firman berangkat tante Siska kemudian menghampiriku,
“Gimana Jaka, tumben kamu main kesini?” tanya tante Siska.
“Ini tante aku disuruh sama kakakku untuk bayar baju pesanannya” jawabku malu-malu sambil menyodorkan uang 50rb.

“Ohh gitu ya…tante terima uangnya ya…kamu main sini dulu aja nemenin tante…” kata tante Siska lembut yang menggetarkan hatiku.
“Iya tante…hehehe….” jawabku sambil tertawa malu tapi mau.
“Kamu tambah gede tambah ganteng aja ya…padahal pas kecil kamu itu item lho…sekarang kog bisa berubah 180 derajat…hahahaha…” kata tante Siska penuh manja menggodaku sembari dia berpindah posisi duduknya mendekatiku.
“Bisa aja tante ini” jawabku malu.
“Udah punya pacar belum?” tanya tante Siska sambil mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut.

“Belum tante…belum laku nih…” jawabku.
“Masak sih ganteng-ganteng belum punya pacar…pasti nyalimu kecil ya? hahaha…” sahut tante Siska menggodaku.
“Hehehe…” jawabku singkat.
“Apa perlu tante ajarin buat cari pacar…seandainya tante masih muda, tante pasti mau jadi pacar kamu, tapi sayangnya tante udah tua…hahahhaa…” katanya menggodaku.
“Ih tante bisa aja deh…meskipun tante udah cukup umur tapi tante masih kelihatan muda kog…masih cantik dan seksi…kayak seumuran anak kuliahan…hehehe…” jawabku merayu.
“Bisa ja kamu…mau merayu tante ya…umur udah kepala 3 kog masih dibilang kayak anak kuliahan…pintar juga kamu merayu cewek…masak cari pacar aja ga bisa?” sahut tante Siska.
“Iya beneran tante Jaka ga bohong…kalo ada edisi kedua kayak tante Siska ini ga pake lama pasti udah aku pacarin…” kataku merayunya lagi.
“Pintar juga ini adik temanku merayu cewek duh duh duh,, makin gede makin pintar aja kamu ya” katanya sambil menempelkan bodynya yang aduhai dan jari-jari tangannya yang lentik mengusap leherku.

“Aahhh…geli tante…tapi mau juga aku digeli-geliin di badanku lainnya…hehehe…” ucapku. Bulu kudukku pun seketika berdiri.
“Iiihhh…nakal juga kamu jaka…emang kamu belum pernah dicumbu sama cewek ya?…tante gituin aja kamu udah ga tahan…hahahaha…”kata tante Siska menggoda imanku.
“Gimana mau dicumbu, pacaran aja belum pernah kog tante…” kataku curhat pada tante Siska.
“Masa sih hari gini masih ada perjaka ting tong…hahaha….” kata tante Siska sambil mencubitku nakal.
“Iya sumpah tante…berani sumpah demi apa aja deh…” kataku.
“Mau ga kalo tante ajarin” katanya berbisik di telingaku.

Tanpa menunggu jawabanku tante Siska yang seperti kehausan langsung menjulurkan lidahnya tepat di bibirku. Bibir yang merah merekah langsung mencibir tepat ke bibirku ini. Lidahnya bergentayangan menggeliat membasahi bibirku. Tante Siska yang penuh dengan kehausan tangannya meremas-remas sendiri toketnya yang putih itu. Aku pun tak mau kalah, aku membalas lumatan bibir tante Siska yang merah merekah nan seksi itu. Lidahku dan lidahnya berpaut menari di dalam mulut.
Tangan tante Siska meraih tanganku dan mengarahkanya di toketnya, aku pun lantas meremas lembut toket tersebut secara bergantian, sembari lidah dan bibir ini terus bergumal penuh dengan kenafsuan. Tante Siska kemudian melonggarkan lingerie yang menutupi keindahan tubuhnya, dia mulai melepas BHnya yang berukuran 34 itu dan terlihatlah toket seksi itu.

Kemudian tante Siska memegangi kepalaku ini mengarahkan tepat di depan toketnya yang seksi, putih dan segar itu, langsung aja bibir dan lidahku menuju ke toketnya. Kulumat dan kujilat penuh dengan nafsu toket tante Siska. Kujulurkan lidahku tepat di putingnya yang merah merekah penuh kehangatan. Lidahku menari-nari menggeliat menjilati putingnya. Terlihat tante Siska menikmati setiap jilatanku yang berputar-putar di putingnya dan sesekali kugigit kecil putingnya secara bergantian.
Tante Siska mendesah dengan matanya merem melek menikmati setiap hisapan mulutku di putingnya.
“Sssthhh…aaahhhhisap lebih kencang Jakaaa….ahhhhh nikmat sayang…” katanya sambil tangannya memegangi tanganku yang meremas toket satunya.

Desahan tante Siska makin kencang sambil dia menggoyang-goyangkan toketnya yang sedang kuhisap. Kami berdua larut dalam permainan sex itu dan aku terus menghisap dan mengigit kecil-kecil puting tante Siska. Tangan tante Siska mulai melucuti pakainnya hingga aku telanjang. Kemudian dia pun melepas lingerie dan celana dalamnya. Dia mengarahkan kepalaku tepat di depan memeknya yang berbulu tipis. Gundukan bulu kemaluan yang tertata rapi terpampang dihadapanku. Sungguh mengisyaratkan bahwa tante Siska cinta kebersihan dan kesehatan terlihat dari terawatnya bulu kemaluannya.
Langsung saja bibir ini mengenyot memek yang merah segar. Lidahku pun ikut menari-menari di atas mulut kemaluan tante Siska.

“Ooohhh…aahhh…” desah tante Siska. Jemari tanganku pun ikut meraih memek tante siska untuk membuka lebar mulut kemaluannya supaya lidahku bisa bergeliat lebih ke dalam. Tante Siska semakin larut menikmati permainanku, desahannya pun semakin tak terbendung dan semakin kencang. Lebih lebar memeknya terbuka semakin dalam lidahku menjulur ke dalam. Itil tante Siska pun tak luput dari jilat dan hisapan mulutku. Posisi tante Siska yang berdiri dan aku sedang duduk, tubuhnya terus bermolek sambil berdesah tak tertahankan.
“Aaahhhhhh nikmat sekali Jakaaaa….tante ga tahan lagi…masukin kontolmu sekarang…aaahhh…” ajaknya.

Kemudian, tanti Siska merebahkan tubuhku di atas sofa empuk, dia berada diatasku lalu diarahkannya kontolku memasuki lubang memeknya yang udah gatal ingin digenjot itu. “Sleeepppp….” kontolku masuk seluruhnya ke dalam lubang memeknya. Desahn demi desahan keluar dari mulut tante Siska. Badan tante Siska bergoyang-goyang diatas badanku, naik turun secara perlahan mengatur irama memeknya yang disodokkan di kontolku.
Aku pun hanya bisa pasrah menikmati permainan tante Siska. Dia bergoyang-goyang menggerakan memeknya di genjot kontolku, semakin ke dalam dan semakin liar gerakan tante Siska menyodokan memeknya ke kontolku. Dia bergoyang memutar-mutarkan bokongnya, memasukan lebih dalam kontolku di memeknya, ditekannya lebih dalam kontolku dengan memeknya sambil menggeliat-geliatkan badan.

Nada desahan tante Siska semakin menggila diimbangi dengan gerakannya yang juga semakin menggila. Kami berdua asik menikmati kenikmatan sex. Sementara aku menaikan tubuh tante Siska dengan tanganku dan aku naik turunkan tubuhnya yang seksi itu. Kontolku semakin kencang menyodok memeknya, sambil aku kenyot putingnya.
“Ooouuhhh…enak sekali sayang….kenyot terus sayaaangg…aahhh” desahnya keenakan.
Jerit desahan tante Siska semakin meronta dan aku semakin keras memainkan kontolku menyodok memeknya. Dan tiba-tiba dia teriak dengan tubuh menegang,
“Aaahhhh aku keluaaaarrr Jakaaaa…enak bangeeetttt…ooohhh….” . Tante Siska meraih orgasmenya sambil menghela napas panjang merasakan puasnya permainan sex.
“Ganti posisi dong Jaka ”ucap tante Siska yang masih haus akan sex.

Lalu tante Siska menungging, karena aku sering menonton film bokep pastinya aku udah tau dong apa yang di inginkan tante Siska. Dia ingin posisi Dogy Style. Tante Siska nungging di atas Sofa dan aku berdiri dibelakangnya. Kumasukin lagi kontolku ke memeknya yang sudah basah itu. Kusodok-sodokan perlahan tante Siska kembali mendesah.
Aku atur irama sodokan kontolku ke memeknya, maju mundur seperti tukang parkir. Tante Siska meronta dan menjerit menikmati saat gerakan sodokanku lebih cepat. Sambil tanganku meremas toketnya, jari-jariku memilin putingnya.
Semakin kencang aku sodokan kontolku ke memeknya, semakin cepat aku memaju mundurkan kontolku menyodok memek tante Siska.
“Ayo Jaka sodok lebih kencang lagiii…aku mau keluar lagi sayaaangg…aahhhh…”
Setelah beberapa sodokan kembali tubuh tante Siska menegang pertanda dia mencapai klimaksnya untuk uang keuda kalinya.


Tak lama kemudian kontolku juga merasa seakan akan menyemburkan cairan kenikmatan, tanpa aba-aba kusodok memek tante Siska secara ganas dan ” Crooot…crooot…crooot….” seleurh cairan spermaku tertumpah di dalam memek tante Siska. Kami berdua lantas terkulai lemas diatas sofa.
“Makasih ya Jaka tante puas sekali…” uacap tante Siska.
“Aku juga puas tante…makasih kembali…”
“lain kali kalo ada waktu kita ulangi persetubuhan kita ini ya, tapi aku pengin yang lebih hot dari ini…” katanya manja.

“Jaka siap kapan aja tante…hahahaha…” jawabku.
Setelah istirahat dan berbenah kembali, aku pamit pulang. Kami berdua benar-benar menimati permainan sex yang baru saja terjadi dan mulai saat itu setiap ada kesempatan tante Siska menghubungiku dan mengajaku untuk berhubungan badan.

October 25, 2018

Perawani Gadis Jilbab Toket Gede

Friday, October 19, 2018

October 19, 2018

TUKAR PASANGAN DENGAN PEMBANTU

October 19, 2018

Ketagihan bercinta dengan lusi

October 19, 2018

Kisah Seks Menceritakan Pesona Sensual Seksku

October 19, 2018

Ngentot Waktu Liburan

October 19, 2018

KuPerawani Pacar Temanku

Sunday, October 14, 2018

October 14, 2018

Pemerkosaan Ibu Dosen Yang Cantik

October 14, 2018

Tante Depan Rumah Sange

October 14, 2018

Sungguh Montok Dan Padat Badan Suster Farah Yang Berjilbab Ini

October 14, 2018

Vagina Pacar Yang Kukagumi Terlihat Begitu Segar dan Masih Berwarna Pink

October 14, 2018

Pembantu Binal Yang Suka Maksa

Friday, October 12, 2018

October 12, 2018

Pengalamanku Bercinta Didalam Diskotik Dinegeri Beijing Bersama Temanku

October 12, 2018

Aku Bercinta Bersama Empat Wanita Cantik Sekaligus Dan Begitu Nikmat

October 12, 2018

Aku Tinggal Dalam Kontrakan Bersama Dengan Lima Perawan Sekaligus

October 12, 2018

Bercinta Di Kos-an Menirukan Adegan Film Bokep

October 12, 2018

Aku Menikmati Tubuh Sahabatku Yang Sejak Dulu Adalah Teman SMA ku

Tuesday, October 9, 2018

October 09, 2018

Kakak Ipar Bercinta Denganku di Kamar Ganti

October 09, 2018

Nafsu Birahi Yang Membara

October 09, 2018

Perawan Lily Gadis Yang Cantik

October 09, 2018

Aku Nakal Ditempat Kost

October 09, 2018

Kemaluanku Tegang Seketika Saat Dipijat

Monday, October 8, 2018

October 08, 2018

Tante Marie Yang Membuat Aku Sange

October 08, 2018

Bercinta Di Apartemen Dengan Tante Dewi

October 08, 2018

Mbak Mirna Yang Montok

October 08, 2018

Ngentot Selingkuhi Mertua Nafsu Seks

October 08, 2018

Tante Eva Memuaskanku

Saturday, October 6, 2018

October 06, 2018

NGENTOT DENGAN KAKAK IPAR DI RUANG GANTI

October 06, 2018

NGENTOT DENGAN TANTE SEXY YANG KESEPIAN

NGENTOT DENGAN TANTE SEXY YANG KESEPIAN
Kisah seks dewasa hubungan perselingkuhan antara seorang priad dengan seorang wanita paruh baya yang mendambakan seks karena jarang disetubuhi oleh suaminya. Simak kisah lengkapnya berikut ini! Tante Yeni seorang keturunan chinese dan jawa.

Orangnya mungil dengan tinggi 155 cm dan berat 50 kg. Cukup seksi untuk seorang berusia 35 dengan tiga orang anak. Payudaranya berukuran 36A. Rambutnya lurus dan berkacamata minus. Tante Yeni cukup cantik karena sebagai pengusaha dia sangat memperhatikan penampilan dan kebugaran tubuhnya. Orangnya teliti, tegas, agak acuh dan tipikal wanita yang mandiri Setelah aku menyelesaikan program mini marketnya, aku mengantarkannya ke rumahnya yang hanya berjarak sepuluh menit dari rumahku. Tante Yeni tidak ada dan di rumahnya hanya ada si bungsu Cynthia dan pembantunya, Mbak Ning. Cynthia yang masih kelas 4 SD sedang bermain-main boneka. Aku sangat menyukai anak kecil. Melihat Cynthia, aku jadi ingin bermain-main dengannya. Beralasan menunggu Tante Yeni pulang, aku kemudian meluangkan waktuku untuk bercakap-cakap dengan Mbak Ning dan bermain boneka dengan Cynthia.


Tak lama aku mulai akrab dengan Mbak Ning dan Cynthia. Mbak Ning ini, biar pun pembantu rumah tangga, tetapi sikap dan cara berpikirnya tidak seperti gadis desa. Dia cukup cerdas dan bagiku, hanya kemiskinanlah yang membuatnya harus rela menjadi pembantu. Seharusnya dia bisa menjadi lebih dari itu dengan kecerdasannya. Setelah hampir satu jam aku di sana, Tante Yeni pulang. Kulihat dia agak heran melihatku bermain-main dengan Cynthia dan mengobrol santai dengan Mbak Ning. “Kamu bisa akrab juga dengan Cynthia.. Padahal si Cynthia ini agak sulit berinteraksi lho dengan orang baru..” sapa Tante Yeni ramah. Harum tubuhnya membuatnya terlihat semakin cantik. “Iya nih.. Mungkin Cynthia suka dengan Om Boy yang lucu.. Ya kan Cynthia?” candaku sambil mengusap kepala Cynthia. Gadis kecil itu tersenyum manis. “Kau bawa programnya ya? Ada petunjuk pemakaiannya kan?” “Ada dong. Tapi untuk mempercepat, sebaiknya aku menerangkan langsung pada karyawanmu, Cie.” Aku sengaja memanggil Tante Yeni dengan panggilan “Cie” karena dia masih terlihat sebagai wanita Chinese. Lagipula, panggilan “Cie” akan membuatnya merasa lebih muda. Sejak hari itu, aku semakin akrab dengan keluarga Tante Yeni.

Apalagi kemudian Tante Yeni memintaku untuk memberikan kursus privat komputer pada Edy dan Johan, dua anaknya yang masing-masing kelas duduk di kelas 1 SMP dan kelas 6 SD. Sedangkan untuk Cynthia, aku memberikan privat piano klasik. Karena rumahnya dekat, aku mau saja. Lagi pula Tante Yeni setuju membayarku tinggi. Aku dan Tante Yeni sering ber-SMS ria, terutama kalau ada tebakan dan SMS lucu. Dimulai dari ketidaksengajaan, suatu kali aku bermaksud mengirim SMS ke Ria yang isinya, “Hai say.. Lg ngapain? I miz u. Pengen deh sayang-sayangan ama u lagi.. Aku pengen kita bercinta lagi..” Karena waktu itu aku juga baru saja ber-SMS dengan Tante Yeni, refleks tanganku mengirimkan SMS itu ke Tante Yeni! Aku sama sekali belum sadar telah salah kirim sampai kemudian report di HP-ku datang: Delivered to Ms. Yeni! Astaga! Aku langsung memikirkan alasan jika Tante Yeni menanyakan SMS itu. Benar! Tak lama kemudian Tante Yeni membalas SMS salah sasaran itu. “Wah.. Ini SMS ke siapa ya kok romantis begini..” Wah, untung aku dan Tante Yeni sudah akrab. Jadi walaupun nakalku ketahuan, tidak masalah. “Maaf, Cie. Aku salah kirim. Pas lagi horny nih. :p Maaf ya Cie..” balasku. Aku sengaja berterus terang tentang ‘horny’ku karena ingin tahu reaksi Tante Yeni. “Wah.. Kamu ternyata sudah berani begituan ya! SMS itu buat pacarmu ya?” “Bukan Cie. Itu TTH-ku. Teman Tapi Hot.. Hahaha.. Tidak ada ikatan kok, Cie..” Beberapa menit kemudian, Tante Yeni tidak membalas SMS-ku. Mungkin sedang sibuk. Oh, tidak, ternyata Tante Yeni meneleponku. “Lagi dimana Boy?” Tanya Tante Yeni. Suaranya lebih akrab daripada biasanya. “Di kamar sendirian, Cie. Maaf ya tadi SMS-ku salah kirim. Jadi ketahuan deh aku lagi pengen..” jawabku. Kudengar Tante Yeni tertawa lepas. Baru kali ini aku mendengarnya tertawa sebebas ini. “Aku tadi kaget sekali. Kupikir si Boy ini anaknya alim, dan tidak mengerti begitu-begituan. Ternyata.. Hot sekali!” “Hm.. Tapi memang aku alim lho, Cie..” kataku bercanda. “Wee.. Alim tapi ngajak bercinta.. Siapa tuh cewek?” “Ya teman lama, Cie. Partner sex-ku yang pertama.” Aku bicara blak-blakan. Bagiku sudah kepalang tanggung. Aku rasa Tante Yeni bisa mengerti aku. “Wah.. Kok dia mau ya tanpa ikatan denganmu?” tanyanya heran. Aku yang dulu juga sering heran. Tetapi memang pada kenyataannya, sex tanpa ikatan sudah bukan hal baru di jaman ini. “Kami bersahabat baik, Cie. Sex hanya sebagian kecil dari hubungan kami.” Jawabku apa adanya. Aku tidak mengada-ada. Dalam beberapa bulan kami berteman, aku baru satu kali bercinta dengan Ria. Jauh lebih banyak kami saling bercerita, menasehati dan mendukung. “Wah..

Baru tahu aku ada yang seperti itu di dunia ini. Kalau kalian memang cocok, kenapa tidak pacaran saja?” “Kami belum ingin terikat. Terkadang pacaran malah membuat batasan-batasan tertentu. Ada aturan, ada tuntutan, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan kami belum menginginkan itu.” “Lalu, apa partnermu cuma si Ria dan partner Ria cuma kamu?” selidik Tante Yeni. “Kalau tentang Ria aku tidak tahu. Tapi tidak masalah bagiku dia bercinta dengan pria lain. Aku pun begitu. Tapi tentu saja kami sama-sama bertanggung jawab untuk berhati-hati. Kami sangat selektif dalam bercinta. Takut penyakit, Cie.” “Oh.. Safe Sex ya? “ “Yup! Oh ya dari tadi aku seperti obyek wawancara. Tante sendiri bagaimana dengan Om? Kapan terakhir berhubungan sex?” tanyaku melangkah lebih jauh. Kudengar Tante Yeni menarik nafas panjang. Wah.. Ada apa-apa nih, pikirku. “Udah kira-kira 2 bulan yang lalu, Boy.” Jawabnya. Lama sekali. Pasti ada yang tidak wajar. Aku jadi ingin tahu lebih banyak lagi. “Ko Fery Impotent ya Cie?” “Oh tidak.. Entah kenapa, dia sepertinya tidak bergairah lagi padaku. Padahal dia dulu sangat menyukai sex. Minimal satu minggu satu kali kami berhubungan.” “Lho, Cie Yeni berhak minta dong. Itu kan nafkah batin. Setiap orang membutuhkannya. Sudah pernah berterus terang, Cie?” tanyaku. “Aku sih pernah memberinya tanda bahwa aku sedang ingin bercinta. Tetapi dia kelihatannya sedang tidak mood.

Aku tidak mau memaksa siapa pun untuk bercinta denganku.” “Oh.. Kalau Boy sih tidak perlu dipaksa, juga mau dengan Cie Yeni..” godaku asal saja. Toh kami sudah akrab dan ini memang waktu yang tepat untuk mengarah ke sana. “Boy, kamu itu cakep. Masa mau dengan orang seumuran aku? Suamiku saja tidak lagi tertarik denganku..” “Cie Yeni serius? Aku tidak menyangka lho Cie Yeni bisa bicara seperti ini. Cie Yeni masih muda. 35 tahun. Seksi dan modis. Kok bisa-bisanya rendah diri ya? Padahal Cie Yeni terlihat sangat mandiri di mataku..” aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Bagaimana bisa, sebuah SMS salah sasaran, dalam waktu singkat bisa berubah menjadi obrolan sex yang sangat terang-terangan seperti ini. “Kamu lagi nganggur kan? Datang ke rumahku sekarang ya? Suamiku tidak ada di rumah kok. Dia masih di kantor.” Telepon ditutup. Darahku berdesir. Benarkah ini? Seperti mimpi. Sangat cepat. Bahkan aku tidak pernah bermimpi sebelumnya untuk mendapatkan Tante Yeni. Selama ini aku sangat menghormatinya sebagai clientku. Sebagai orang tua dari murid privatku. Bergegas aku mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah Tante Yeni. Di sepanjang jalan aku masih tak habis pikir. Apakah benar nanti aku akan bercinta dengan Tante Yeni? Rasanya mustahil. Ada Cynthia dan Mbak Ning di rumahnya. Belum lagi kalau ternyata Edy dan Johan juga sudah pulang dijemput sopirnya. Sampai di rumah Tante Yeni, ternyata rumahnya sedang sepi. Cynthia sedang tidur dan hanya Mbak Ning yang sedang santai menonton televisi. “Di tunggu Ibu di ruang computer, Kak.” Kata Mbak Ning.

Dia memanggilku ‘kakak’ karena usiaku masih lebih tua darinya. “Oh iya.. Terima kasih, Ning. Ada urusan sedikit dengan programnya nih.” Kataku memberikan alasan kalau-kalau Mbak Ning bertanya-tanya ada apa aku datang. Aku masuk ke ruang computer yang di dalamnya juga ada piano dan lemari berisi buku-buku koleksi Tante Yeni. “Tutup saja pintunya, Boy.” Kata Tante Yeni. Tiba-tiba jantungku berdebar sangat keras. Entah mengapa, berbeda dengan menghadapi Lucy, Ria dan Ita, aku merasa aneh berdiri di depan seorang wanita mungil yang usianya di atasku. Setelah aku menutup pintu, belum sempat aku duduk, Tante Yeni sudah melangkah menghampiriku. Dia memelukku. Tingginya cuma sebahuku. Harum tubuhnya segera membuatku berdesir. Pelukannya sangat lembut. Kepalanya disandarkan ke dadaku. Aku tak tahu harus berbuat apa. Ini adalah pengalaman pertamaku dengan wanita yang usianya di atasku. Aku takut salah. Apa aku harus berdiam diri saja? Memeluknya? Menciumnya? Atau langsung saja mengajaknya bercinta? Pikiranku saling memberi ide. Banyak ide bermunculan di otakku. Beberapa saat lamanya aku bingung. Pusing tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memilih tenang. Aku ingin tahu apa yang Tante Yeni inginkan. Aku akan mengikutinya. Kali ini aku main safe saja. No risk taking this time. “Cie Yeni adalah masalah?” bisikku. Kurasakan pelukan Tante Yeni semakin erat. Dia tidak menjawab. Aku juga diam. Benar-benar situasi baru. Pengalaman baru. Kurasakan penisku tidak bergerak. Rupanya pelukan Tante Yeni tidak membangkitkan gairahku. “Aku cuma ingin memelukmu. Sudah lama aku tidak merasa senyaman ini di pelukan seorang laki-laki. Kamu tidak keberatan kan aku memelukmu?” akhirnya Tante Yeni berbicara. “Tentu saja aku tidak keberatan, Cie. Peluk saja sepuas Cie Yeni. Apapun yang Cie Yeni inginkan dariku, kalau aku mampu, aku akan melakukannya.” Kurasakan tangannya mencubitku. “Sok romantis kamu, Boy. Aku bukan gadis remaja yang bisa melayang mendengar kata-kata rayuanmu.. Wuih, apapun yang kau inginkan dariku.. Aku akan melakukannya.. Hahaha.. Gak usah pakai begituan. Aku sudah sangat senang kalau kamu mau kupeluk begini..” Benar juga kata Cie Yeni. Hari itu aku belajar menghadapi wanita dewasa. Belajar apa yang mereka butuhkan. Bagi Tante Yeni, kata-kata manis tidak diperlukan. Tapi tentu saja, aku tidak seratus persen percaya. Bagiku, tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak pujian dengan tulus. Perasaan wanita sangat peka. Wanita punya sense untuk mencerna setiap kata-kata pria. Apakah rayuan, apakah pujian yang tulus, atau hanya bunga bahasa untuk tujuan tertentu. Dan aku memilih untuk memujinya dengan setulus hatiku. “Cie Yeni, aku beruntung bisa dipeluk wanita sepertimu. Siapa sangka SMS salah kirim bisa berhadiah pelukan?” candaku. Memang benar aku merasa beruntung. Ini bukan bunga bahasa, bukan rayuan. Dan aku yakin perasaan Cie Yeni akan menangkap ketulusanku. “Yah.. Aku simpati denganmu yang bisa bergaul akrab dengan anak-anakku. Kamu juga tidak merendahkan si Ning. Kulihat memang pantas kau mendapatkan pelukanku, Boy..” bisik tante Yeni lagi. Kali ini wajahnya mendongak menatapku. Ada senyum tipis menghias bibirnya. Ugh.. Aku jadi ingin menciumnya. Di satu sisi aku tahu bahwa aku salah. Tante Yeni sudah berkeluarga dan keluarganya harmonis. Tapi di sisi lainnya, sebagai cowok normal aku menikmati pelukan itu. Bahkan aku ingin lebih dari sekedar pelukan. Aku ingin menciumnya, melepaskan pakaiannya, dan memberinya sejuta kenikmatan. Apalagi Tante Yeni sudah 2 bulan lebih tidak mendapatkan nafkah batin. Pasti dia sangat haus sekarang. Aku mulai memperhitungkan situasi. Kami dalam ruang tertutup yang walaupun tidak terkunci, cukup aman untuk beberapa saat. Mbak Ning tidak mungkin masuk tanpa permisi. Satu-satunya kemungkinan gangguan adalah Cynthia. Perlahan aku memberanikan diri menyentuh wajah Tante Yeni. Dengan dua buah jariku, aku membelai wajahnya lembut.

Mataku menatapnya penuh arti. Kulihat Tante Yeni gelisah, tetapi ia menikmati sentuhanku di wajahnya. Aku menggerakkan wajahku menunduk mencari bibirnya. Sekejap kami berciuman. Bibirnya sangat penuh. Sangat hangat. Baru beberapa detik, ciuman kami terlepas. Tante Yeni menyandarkan kepalanya ke dadaku. “Aku salah, Boy. Aku mulai menyayangimu..” bisiknya nyaris tak kudengar. Aku yang sudah merasakan ciumannya mendadak ingin lebih lagi. Dasar cowok!, rutukku dalam hati. Apalagi aku sedang horny. Aku mencoba mengangkat wajahnya lagi. Ada sedikit penolakan, tapi wajahnya menatapku kembali. Aku tak berani menciumnya. Dan Tante Yeni menciumku, menghisap bibirku, memasukkan lidahnya, menggigit kecil bibirku. Dan akhirnya kami bercumbu dengan hasrat membara. Kami sama-sama kehausan.. Agh.. Aku tak peduli lagi. Wanita yang kuhormati ini sedang kupeluk dan kucumbu. Dia membutuhkanku dan aku juga membutuhkannya. Yang lain dipikirkan nanti saja. Nikmati saja dulu, pikirku cepat. Aku segera menggendongnya dan membantunya duduk di atas meja. Dengan begini aku akan lebih leluasa mencumbunya. Bibir kami saling melumat. Bergerak lincah saling berlomba memberi kenikmatan tiada tara. Tanganku mulai bergerak ke arah payudaranya. Aku meraba payudaranya dari luar. Memberi remasan ringan dan gerakan memutar yang membuat Tante Yeni menggelinjang. Perlahan aku menyusupkan tanganku ke balik pakaiannya. Kurasakan tanganku tertahan. Tante Yeni menolak. Rupanya dia hanya ingin bercumbu denganku. Dasar cowok, aku mana tahan? Sudah kepalang tanggung. Aku nekat tetap memasukkan tanganku dan dengan cepat aku berhasil melepas kait bra-nya. Payudaranya terasa utuh di tanganku, masih sangat kencang, masih sangat peka dengan rangsangan. Buktinya Tante Yeni bergetar hebat saat aku meremas payudaranya. “Gila kamu, Boy. Aku tidak memerlukan ini semua.. Cukup peluk aku!” tegur Tante Yeni. Aku tahu pikirannya memang menolak, tapi tubuhnya tidak. Aku tetap merangsang payudaranya. Gerakan menolak tante Yeni melemah. Dan akhirnya hanya desahan nafasnya yang memburu yang menandakan birahinya telah bangkit. Dengan mulutku aku membuka kancing-kancing kemejanya. Cukup sulit, karena ini baru pertama kali kulakukan. Tapi berhasil juga. Tante Yeni tertawa melihat ulahku. Kini aku bebas mencumbu payudaranya. Kujilat dan kuhisap puting susunya. Tante Yeni melenguh panjang. Kedua tangannya mencengkeram kepalaku. Wajahnya mencium rambutku. Sesekali dia menggigit telingaku, sementara kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, begitu enak dan nikmat. Payudaranya tidak terlalu besar namun seksi sekali. Warnanya coklat kekuningan dengan puting yang cukup besar. Aku bermain cukup lama di putingnya. Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai agak keras. Kadangkala hidungku juga kumainkan di putingnya. Nafas Tante Yeni semakin memburu. Tentu saja untuk masalah nafas, aku lebih kuat darinya karena aku rajin berolahraga menjaga stamina. Tak lama tanganku menyusup ke balik roknya untuk mencari vaginanya dan membelainya dari luar. Kurasakan celana dalamnya telah basah. Tante Yeni merapatkan kakinya.

Itu adalah penolakan yang kedua. Kepalanya menggeleng ketika kutatap matanya. Aku terus menatap matanya dan kembali mencumbunya. Aku tidak akan memaksanya. Tetapi aku punya cara lain. Aku akan membuatnya semakin terangsang dan semakin menginginkan persetubuhan. Perlahan cumbuanku turun ke lehernya. “Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya sensitif nih, pikirku. Dengan intensif aku mencumbunya di leher. Bergerak ke tengkuk hingga membuatnya semakin erat memelukku dan mencumbu telinganya. “Boy..” rintihnya. Telinganya juga sensitif. Aku bersorak. Semakin banyak titik tubuhnya yang sensitif, semakin bagus. Lalu tanganku meraba punggungnya. Membuat gerakan berputar-putar dan seolah menuliskan sesuatu di punggungnya. Tante Yeni semakin bergairah. “Ka.. mu.. Na.. kal. Kamu pin.. Pintar sekali membuatku.. Bergairah..” jawabnya terputus-putus. Nafasnya semakin memburu. “Cie Yeni cantik sekali. Aku sangat menginginkanmu, Cie.. Aku ingin membuatmu merasakan kenikmatan tertinggi bersamaku..” bisikku sambil terus mencium telinganya. “Aku juga menginginkanmu Boy.. Tapi aku takut..” jawab tante Yeni. Ya, aku harus membuatnya merasa aman. Dengan gerakan cepat aku melepaskan pelukanku, mengganjal pintu dengan kursi dan kembali mencumbunya. Saat itu di pikiranku cuma satu. Mengunci pintu justru tidak baik. Mengganjal pintu jauh lebih baik. Kulihat Tante Yeni merespons ciumanku dengan lebih kuat. Tanganku kembali mencoba merangsang vaginanya. Kali ini kakinya agak terbuka. Aku berhasil memasukkan jariku dan menyentuh vaginanya. “Aahh..” Tante Yeni semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. Kini aku sangat leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya makin hebat dilanda badai birahi. Entahlah, aku sangat tenang dalam melakukannya. Semakin intensif aku merangsang titik-titik lemah tubuhnya, aku semakin tenang.

Aku seperti maestro yang sangat ahli melakukan tugasnya. Wah, rupanya aku berbakat dalam menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri. Tante Yeni semakin dilanda birahi. Tangannya kini tidak malu-malu melepas kancing celanaku dan mencari penisku. Setelah menemukannya di balik celana dalamku, dia meremas dan mengocoknya. Aku semakin terbakar. Kami sama-sama terbakar hebat. Perlahan aku melepas turun celana dalamnya. Tidak perlu dilepas. Aku menatap matanya meminta persetujuannya. Mata Tante Yeni nanar. Dia sangat kehausan dan sudah pasrah menerima apa pun perbuatanku. Perlahan penisku menembus liang vaginanya tanpa kondom. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Benar-benar jauh lebih nikmat dibandingkan dengan memakai kondom. Aku berani tanpa kondom karena aku yakin dengan kesehatan Tante Yeni. Aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta dengan dahsyat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar khas. Aku mengerahkan segenap kekuatanku untuk menaklukkannya. Tetapi benar-benar tanpa kondom membuatku penisku lebih sensitif hingga belum begitu lama, aku sudah merasakan di ambang orgasme. Segera kuhentikan aksiku. Kucabut penisku dan aku menenangkan diri. Kami berciuman. Aku tak mau birahi Tante Yeni surut. Setelah agak tenang aku kembali memasukkan penisku. Kali ini aku tidak menggebu dalam memompa penisku. Aku memilih menikmatinya perlahan-lahan. Setiap sodokan aku lakukan dengan segenap hati hingga menghasilkan desahan dan rintihan nikmat Tante Yeni yang sudah dua bulan tidak merasakan nikmatnya bercinta. Gelombang badai birahi kembali melanda. Keringat kami bercucuran, lumayan untuk membakar lemak. Kami memang sedang berolahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta sangat baik untuk tubuh. Tidak hanya tubuh, tetapi pikiran juga jadi fresh. Secara teoretis, ada semacam zat penenang yang dihasilkan tubuh saat kita bersenggama, dan zat itu membuat kita sangat nyaman. Aku heran juga dengan diriku yang ternyata cukup kuat bercinta tanpa kondom. Penisku terasa agak panas. Aku belajar menahan nafas dan sesekali saat kurasakan aku hendak mencapai puncak, aku menghentikan kocokanku. Cukup sulit memang menahan orgasme. Aku berusaha seperti menahan kencing. Dan usahaku berhasil. Setidaknya aku bisa bercinta cukup lama mengimbangi Tante Yeni yang perlahan tapi pasti semakin menuju puncak. Muka tante Yeni semakin kemerahan. Wajahnya yang mungil tampak sangat cantik ketika sedang dilanda birahi.

 

“Cie Yeni cantik sekali.. Hebat juga ketika bercinta..” bisikku. Lidahku kembali mencumbui payudaranya yang semakin penuh dengan keringat. “Arg.., kamu juga.. Enak sekali, Boy..” ceracaunya. Tante Yeni bolak-balik memejamkan mata, membuka mata dan menggigit bibirnya. Nafasnya sangat tidak teratur. Ngos-ngosan dan rambutnya semakin acak-acakan terkena keringat. Wah, pemandangan yang seksi sekali saat seorang wanita bercinta. Sebenarnya aku ingin mengubah posisi lagi. Aku ingin lebih lama bercinta. Tetapi aku agak khawatir juga. Sudah cukup lama kami di dalam ruangan ini. Aku khawatir Mbak Ning nanti tiba-tiba mengintip atau mencuri dengar. Aku khawatir karena Mbak Ning cukup punya kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak. Dari bahasa tubuh Tante Yeni, aku yakin orgasmenya sudah semakin dekat. Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya di punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menahan nikmat. Dia tampak sekali berusaha untuk tidak menjerit. “Agh.. Arrhhk.. Aku sudah ham.. pir..” rintihnya. Tanganku meraih bra Tante Yeni dan meletakkannya di mulutnya supaya dia bisa menggigit bra itu. Daripada menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya. Sodokanku semakin kuat dan temponya kupercepat. Aku belajar untuk sama-sama mencapai orgasme dengan Tante Yeni walaupun menurutku sangat sulit untuk bisa orgasme bersamaan. Setidaknya, aku berencana membiarkannya orgasme terlebih dulu, baru aku menyusul. “Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang Tante Yeni agak tidak jelas karena sambil menggigit bra. Aku menjaga semangat dan menjaga penisku agar tetap kuat bertempur. Kurasakan penisku juga semakin panas. Aku juga sudah mendekati puncak. Aliran sperma dari bawah sudah merambat naik siap menyembur. Gerakan Tante Yeni semakin menyentak-nyentak. Untung meja di ruangan itu adalah meja kayu yang kosong. Kalau seandainya ada buku atau ballpoint pasti sudah berantakan terlempar. Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh Tante Yeni bergetar hebat. Menghentak-hentak dan tangannya mencengkeram sangat-sangat-sangat-kuat. Dia memelukku sangat erat. Dari mulutnya keluar semacam raungan yang tertahan.. Seandainya ini di kamar hotel, pasti dia sudah menjerit sepuasnya. “Aargghh.. Sstt..” Aku merasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak seberapa banyak tetapi membuat penisku semakin panas. Tante Yeni orgasme sementara aku juga sudah semakin dekat. Inilah saatnya. Aku mempercepat kocokanku. Cepat.. Dan aku mencabut penisku. Crot..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku berhamburan muncrat di perut dan dada Tante Yeni. Ah.., nikmat sekali mencapai puncak. Perjuanganku tidak sia-sia. Aku yang selama ini rutin berlatih menahan kencing, melatih otot-otot perut dan penisku, sukses mengantarkan Tante Yeni menggapai orgasmenya. Dibandingkan ketika making love dengan Ria dan Ita, kali ini lebih mendebarkan dan menantang. I did it. Tante Yeni segera mencari tissue dan membersihkan ceceran spermaku. Kurang dari semenit kemudian dia sudah memakai bra dan kemejanya kembali. Celana dalam dan roknya tinggal merapikan saja. Aku pun tinggal merapikan celanaku. Beberapa saat kami berpandangan. Ada rona puas di wajah Tante Yeni. Dia tersenyum manis. Sekarang dia bukan lagi sekedar clientku. Bukan lagi sekedar orang tua muridku. Sekarang dia adalah partner sex-ku. Ada rasa aneh menjalar di tubuhku. Aku tiba-tiba merasa begitu menghormati wanita di hadapanku ini. Sinar matanya yang tegas, pembawaannya yang mandiri, dikombinasi dengan senyum dan kelembutannya, sungguh mempesona. Aku sangat bangga bisa memberinya kenikmatan. “Maaf Cie.. Sudah melangkah jauh sekali..” kataku. “Ya! Kamu tidak sopan sekali, tadi!” katanya bergurau tetapi dalam nada agak tegas. Kami pun tertawa bersama. Aku memeluknya. Mencium dahinya. Merapikan rambutnya yang agak basah terkena keringat. AC di ruangan itu sangat membantu tubuh kami cepat kering. “Habis Cie Yeni, sudah tahu aku lagi horny malah diundang kemari..” kataku membela diri. “Terus terang aku juga lagi pengen, Boy. Begitu tahu kamu ternyata sudah pengalaman, aku jadi tergoda denganmu. Tapi memang tadi aku sangat takut melangkah. Untung kamunya nekat.. Aku jadi terpuaskan, deh. Makacih ya..” Ya ampun.. Bisa-bisanya Tante Yeni bicara manja seperti ini. Aku sampai merasa bagaimana.. gitu. Aneh. Wanita memang makhluk paling aneh sedunia. Di balik penampilannya yang keras dan tegar, toh dia tetap wanita juga. Sisi lembutnya tetap ada. “Ya.. Aku juga senang sekali bisa memuaskan Cie Yeni. Aku juga belajar banyak lho. Sepertinya tadi Cie Yeni kurang suka dengan permainan tanganku di vagina ya?” “Bukan begitu. Aku tidak tahu apakah tanganmu bersih atau tidak. Tapi lama kelamaan karena enak, ya sudah.. diteruskan saja..” “Oh jangan kuatir.. Aku selalu sedia handy desinfectant kok. Biar tanganku bebas kuman.” Kataku menenangkannya. Aku tadi memang pakai handy desinfectant, tapi kan tetap saja aku pegang setir mobil. Haha.. Yang ini tidak aku ceritakan. (Kalau Cie Yeni baca cerita ini, maafin ya..) “Yah baguslah. 

BACA JUGA : PERAWAN SISWI SMU

Aku juga suka karena kamu selalu terlihat bersih dan harum..” tante Yeni mencium bibirku lagi. Kami kembali berpagutan. Lidahku kembali menerobos mulutnya. Menekan lidahnya, saling bergelut. Kami terus berciuman sambil berpelukan. Banyak pria melupakan kenyataan bahwa ada hubungan yang harus dibina setelah kita berhubungan sex. Setelah terjadi orgasme, wanita tetap membutuhkan sentuhan, pelukan dan ciuman. Wanita sangat berharga. Jangan sampai kita para pria, begitu mendapatkan orgasme, langsung selesai begitu saja. Harus Ada after orgasm service. Ini adalah salah satu kunci yang aku pegang untuk membuat wanita merasa nyaman bersamaku. Kami berpelukan dan dengan jelas aku mendengar suara Tante Yeni.. “Aku menyayangimu, Boy. Terima kasih buat semuanya. Aku merasa dihargai dan dibutuhkan olehmu..” kata-kata ini tidak akan pernah aku lupakan. Kalau Cie Yeni membaca cerita ini, Cie Yeni pasti ingat bahwa kata-katanya sama persis dengan yang kutulis. (Kecuali namaku, yaa.. Hehe). Sebetulnya aku harus menanyakan arti sex bagi Tante Yeni. Tapi aku menundanya. Aku pikir aku bisa menanyakannya lain kali. Entah mengapa aku tidak bertanya. Lalu kami keluar dari ruangan itu. Aku tidak melihat Mbak Ning. Sengaja aku ke kamar mandi dan kemudian aku mengintip ke kamar Mbak Ning dari kaca nako kamarnya. Astaga, dia sedang berganti baju. “Hayo.. Ngintip! Dasar cowok!” hardik Mbak Ning. Aku terkejut tapi tertawa. “Maaf-maaf, kupikir dimana tadi kok tidak ada.. Aku pulang dulu ya..”

October 06, 2018

PERAWAN SISWI SMU

October 06, 2018

SUAMI TERNYATA DAPAT MEMUASKANKU